MENGENAL IKAN LELE

Bookmark and Share

Morfologi Ikan Lele

Ikan lele memiliki kulit tubuh yang licin, berlendir, dan tidak bersisik. Jika terkena sinar matahari, warna tubuh ikan lele berubah menjadi pucat dan jika terkejut warna tubuhnya juga akan berubah menjadi loreng seperti mozaik hitam-putih. Mulut ikan lele, yaitu lebih kurang 1/4 dari panjang total tubuhnya. Tanda spesifik lainnya dari ikan lele adalah adanya kumis di sekitar mulut sebanyak 8 buah yang berfungsi sebagai alat peraba saat bergerak atau ketika mencari makan.

Sebagai alat bantu untuk berenang, ikan lele memiliki tiga buah sirip tunggal, yakni sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur. Ikan lele juga memiliki sirip berpasangan, yaitu sirip dada dan sirip perut. Sirip dada dilengkapi dengan sirip yang keras dan runcing yang disebut dengan patil. Patil ini berguna sebagai senjata dan alat bantu untuk bergerak.

Klasifikasi ikan lele termasuk ke dalam ordo: Ostariophysi, subordo: Silaroidae, famili: Clariidae, genus Clarias, dan spesies Clarias sp.

Syarat Hidup Ikan Lele

Ikan lele memiliki organ arborescent atau insang tambahan yang dikenal pula dengan sebutan labyrinth. Dengan alat ini, ikan lele dapat hidup di dalam lumpur atau di air yang hanya mengandung sedikit oksigen. Ikan lele juga mampu hidup di luar air (di darat) dalam beberapa jam, asalkan udara di sekitarnya cukup lembap.

Dalam pemeliharaan di kolam, ikan lele tidak memerlukan kualitas air yang jernih atau mengalir seperti ikan-ikan lainnya. Karena itu, ikan lele dapat dipelihara di perairan yang kualitas airnya jelek, seperti comberan atau tempat pembuangan air limbah di belakang rumah. Meskipun demikian, para ahli perikanan menyebutkan syarat dan kualitas air, baik secara kimia maupun secara fisika, yang harus dipenuhi jika ingin sukses melaksanakan usaha budidaya ikan lele. Kualitas air yang dianggap baik untuk kehidupan ikan lele tersebut sebagai berikut.
  1. Suhu untuk pemeliharaan ikan lele berkisar 20-30° C.
  2. Suhu optimal untuk kehidupan ikan lele adalah 27° C.
  3. Kandungan oksigen yang terlarut di dalam air minimum sebanyak 3 ppm (miligram per liter).
  4. Derajat keasaman (pH) air untuk kehidupan ikan lele adalah 6,5-8.
  5. Kandungan karbondioksida (CO,) di bawah 15 ppm; NH, sebesar 0,05 ppm; NO, sebesar 0,25 ppm; dan NO, sebesar 250 ppm.

Kebiasaan Hidup Ikan Lele

Di alam, ikan ikan lele memijah pada awal musim penghujan. Hal ini disebabkan pada musim penghujan, ikan lele mengalami rangsangan untuk memijah lantaran terjadinya peningkatan kedalaman air. Kondisi yang demikian itu justru dapat dibuat dengan memanipulasi lingkungan di kolam budidaya untuk merangsang ikan lele memijah di luar musim hujan.
Cara pemijahan ikan lele secara alami di alam dapat diilustrasikan sebagai berikut.
  1. Ketika musim penghujan datang, ikan lele yang siap memijah (matang kelamin atau matang gonad) akan mencari lokasi sesuai dengan keinginannya.
  2. Gerombolan ikan lele jantan dan betina yang telah matang kelamin tersebut berpijah. Ikan lele betina meletakkan telur-telurnya di bagian pinggiran perairan.
  3. Pada saat bersamaan, ikan lele jantan menyemprotkan spermanya pada telur-telur tersebut. Telur-telur yang telah dibuahi akan menempel pada batu-batuan atau tanaman air yang ada di pinggiran perairan.
  4. Beberapa hari kemudian (tergantung pada suhu perairan) telur-telur ikan lele tersebut akan merietas dengan sendirinya.
Produksi yang dihasilkan dari pemijahan secara alami ini jumlahnya sangat sedikit. Hal ini disebabkan benih-benih yang baru menetas sebagian besar mengalami kematian, karena tidak tahan dengan kondisi lingkungan perairan yang sangat ekstrem. Sementara itu, tidak sedikit benih yang masih hidup dimangsa oleh predator-predator yang ada di perairan tersebut. Bisa juga terjadi, predator atau pemangsa sudah memangsa telur yang dibuahi ketika telur tersebut belum sempat menetas.

Pakan alami ikan lele adalah binatang-binatang renik, seperti kutu air, dari kelompok Daphnia, Cladocera, atau Cipepoda. Selain memakan ketiga jenis binatang renik tersebut, ikan lele juga memakan larva jentik nyamuk, serangga, atau siput-siput/keong kecil. Dengan pola makannya itu, oleh para ahli, ikan lele digolongkan sebagai ikan pemakan daging atau karnivora. Meskipun demikian, jika telah dibudidayakan, misalnya dipelihara di kolam, ikan lele dapat memakan pakan buatan seperti pelet, limbah peternakan ayam, dan limbah-limbah peternakan lainnya.

Baik sewaktu hidup bebas di alam maupun ketika dipelihara di kolam budidaya, ikan lele tergolong jenis iken yang sangat responsif terhadap makanan. Artinya, hampir semua pakan yang diberikan sebagai ransum atau pakan sehari-hari disantap dengan lahap. Itulah sebabnya ikan lele ini cepat besar (bongsor) dalam waktu yang sangat singkat. Keunggulan ini lantas dimanfaatkan para pembudidaya ikan lele dengan memberikan pakan mengandung nutrisi tinggi untuk menggenjot laju pertumbuhannya, sehingga dalam jangka waktu pemeliharaan yang relatif singkat ikan lele sudah bisa dipasarkan sebagai ikan konsumsi.

Karakteristik Daging Ikan Lele

Ikan lele termasuk salah satu jenis ikan air tawar yang dagingnya enak dan gurih dengan tekstur yang empuk. Meskipun demikian, ada konsumen yang kurang begitu tertarik karena menganggap dagingnya terlalu banyak lemak. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah, karena jika digoreng ternyata ada bagian-bagian tertentu dari daging lele ini hancur menjadi serpihan. Hal ini terjadi terutama pada ikan lele yang berukuran besar. Terlepas dari itu semua, berdasarkan hasil penelitian, ternyata daging ikan lele memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Setiap 100 gram daging ikan lele mengandung 18,2 gram protein. Dengan kandungan seperti itu, ½ kg lele yang berukuran kecil (kira-kira 4 ekor) cukup untuk 7 porsi. Setiap porsi mengandung 12 gram protein, energi 149 kalori, lemak 8,4 gram, dan karbohidrat 6,4 gram. Komposisi ini jarang dimiliki oleh daging-dagingan dari sumber protein lainnya. Karena itu, ikan lele sangat disukai oleh sebagian besar masyarakat kita. Daging ikan lele bisa diolah dalam berbagai bentuk masakan, seperti digoreng, dipepes, atau digulai memakai santan, bahkan dimasak ala asampadeh (masakan padang = asam pedas). Di samping itu, yang cukup populer adalah dibuat pecel lele. Sekarang, menu pecel lele tidak hanya disajikan di warung-warung nasi pinggir jalan, melainkan menjadi menu spesial di restoran atau rumah makan kelas menengah ke atas, bahkan di hotel-hotel berbintang.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar