Budidaya ikan lele pendederan adalah pemeliharaan benih ikan lele yang berasal dari hasil pembenihan hingga mencapai ukuran tertentu. Budidaya ikan lele pendederan dilakukan dalam dua tahap, yakni pendederan tahap pertama dan pendederan tahap kedua.
Pada budidaya ikan lele pendederan tahap pertama, benih ikan lele yang dipelihara adalah benih yang berasal dari hasil pembenihan berukuran 1-3 cm. Benih ini dipelihara selama 2-3 minggu hingga saat panen akan diperoleh ikan lele berukuran lebih kurang 3-5 cm per ekornya. Sementara itu, pada budidaya ikan lele pendederan tahap kedua, benih yang dipelihara berasal dari hasil pendederan tahap pertama. Pemeliharaan dilakukan selama 30 hari hingga diperoleh ikan lele berukuran 8-12 cm per ekornya. Budidaya ikan lele pendederan ini dapat dilakukan di jaring dan di kolam tanah atau kolam tembok.
Keuntungan yang diperoleh jika ikan lele didederkan di dalam jaring sebagai berikut:
Jaring harus dipastikan dalam keadaan bersih dan tidak ada yang berlubang atau bolong akibat bekas gigitan tikus atau binatang lain. Semua tali yang terdapat di sudut-sudut jaring diikat ke tiang atau patok yang telah disiapkan. Ketinggian air di dalam jaring diusahakan hanya 30-50 cm. Hal ini disebabkan ikan lele yang akan dipelihara ukurannya masih kecil dan belum memerlukan air yang dalam.
Cara penebaran untuk proses adaptasi benih ikan lele cukup mudah. Benih ikan lele yang masih berada di dalam wadah pengangkutan dibiarkan terapung-apung di atas air selama 5 menit. Selanjutnya ditambahkan air dari kolam jaring ke wadah pengangkutan sedikit demi sedikit. Dengan cara ini diharapkan kualitas air yang ada di dalam wadah pengangkutan tersebut akan sama dengan yang ada di kolam jaring. Kemudian benih ikan lele akan keluar dengan sendirinya dari dalam wadah pengangkutan ke dalam kolam jaring. Jumlah benih ikan lele yang ditebarkan untuk kolam jaring yang berukuran 1,5 x 4 x 0,5 m berdasarkan pengalaman para petani yang telah berhasil, bisa mencapai 10.000-15.000 ekor.
Pengontrolan kolam jaring harus dilakukan setiap satu minggu sekali. Pengontrolan dimaksudkan untuk menjaga jaring tidak sampai berlubang atau sobek akibat digigit binatang air, seperti kepiting atau binatang lainnya. Jika jaring berlubang, benih yang dipelihara akan kabur atau keluar dari dalam kolam jaring. Dalam hal ini, harus dihindari serangan hama, seperti katak atau ular.
Selama pemeliharaan lele diberi pakan tambahan untuk mempercepat proses pertumbuhan. Pakan tambahan berupa tepung pelet sebanyak 35% dari jumlah total benih yang dipelihara. Pakan diberikan tiga kali sehari, yaitu pada pagi, sore, dan malam hari. Agar pakan lebih efisien dan efektif, sebaiknya pemberiannya dilakukan dengan cara membiasakan di satu atau dua tempat raja, misalnya di bagian pojok kolam.
Untuk memperkecil mortalitas atau kehilangan benih, selama pemeliharaan harus dilakukan pengontrolan terhadap serangan hama dan penyakit. Hama yang umum menyerang ikan lele berupa belut, ular, atau ikan gabus. Tindakan pencegahan penyakit cukup dengan menjaga kualitas dan kuantitas air kolam, yakni dengan menghindari pemberian pakan yang berlebihan. Karena pakan yang berlebih akan menumpuk di dasar kolam dan bisa membusuk yang akhirnya menjadi salah satu sumber penyakit.
Pada budidaya ikan lele pendederan tahap pertama, benih ikan lele yang dipelihara adalah benih yang berasal dari hasil pembenihan berukuran 1-3 cm. Benih ini dipelihara selama 2-3 minggu hingga saat panen akan diperoleh ikan lele berukuran lebih kurang 3-5 cm per ekornya. Sementara itu, pada budidaya ikan lele pendederan tahap kedua, benih yang dipelihara berasal dari hasil pendederan tahap pertama. Pemeliharaan dilakukan selama 30 hari hingga diperoleh ikan lele berukuran 8-12 cm per ekornya. Budidaya ikan lele pendederan ini dapat dilakukan di jaring dan di kolam tanah atau kolam tembok.
Budidaya Ikan Lele Pendederan Menggunakan Kolam Jaring
Pendederan benih ikan lele di jaring apung hanya dilakukan untuk pendederan pertama. Hal ini disebabkan benih yang dipelihara masih berukuran kecil dan belum membutuhkan tempat yang lebih luas.Keuntungan yang diperoleh jika ikan lele didederkan di dalam jaring sebagai berikut:
- Mortalitas atau tingkat kehilangan benih cukup kecil, hanya 15-20% dari total yang dipelihara. Hal ini disebabkan selama pendederan biasanya ikan lele terhindar dari serangan hama.
- Teknik pemeliharaan cukup mudah dan praktis. Misalnya pemanenannya cukup dengan mengangkat beberapa bagian atau sudut jaring. Pada saat jaring diangkat, benih-benih ikan lele sudah terkumpul di salah satu sudut jaring, sehingga mudah ditangkap atau dipanen menggunakan sair.
Pemasangan Jaring Tempat Benih Ikan Lele
Sebelum jaring dipasang, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan patok atau tiang untuk mengikat jaring. Untuk jaring yang berukuran 1,5 x 4 x 0,5 m cukup disediakan patok sebanyak 4 buah. Patok yang digunakan berupa bambu atau kayu yang ditancapkan ke dasar kolam dengan jarak antara satu patok dan patok lainnya disesuaikan dengan ukuran jaring. Patok harus ditancapkan tegak lurus dan kokoh agar mampu menahan beban jaring. Penempatan jaring sebaiknya di pinggir atau tepi kolam guna memudahkan pemeliharaan.Jaring harus dipastikan dalam keadaan bersih dan tidak ada yang berlubang atau bolong akibat bekas gigitan tikus atau binatang lain. Semua tali yang terdapat di sudut-sudut jaring diikat ke tiang atau patok yang telah disiapkan. Ketinggian air di dalam jaring diusahakan hanya 30-50 cm. Hal ini disebabkan ikan lele yang akan dipelihara ukurannya masih kecil dan belum memerlukan air yang dalam.
Penebaran Benih Ikan Lele
Penebaran benih dilakukan setelah jaring terpasang dengan sempurna. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu masih rendah. Maksudnya agar benih ikan lele tidak stres. Benih yang akan dipelihara bisa berasal dari hasil pembenihan sendiri atau dari tempat lain. Jika benih berasal dari hasil kegiatan pembenihan sendiri, saat penebaran tidak perlu lagi dilakukan proses adaptasi, karena kualitas air di tempat tersebut tidak jauh berbeda. Namun, jika benih ikan lele yang akan ditebarkan berasal dari tempat lain, sebelum penebaran perlu dilakukan adaptasi agar benih tidak stres. Proses adaptasi bertujuan untuk menyesuaikan kondisi air, yakni antara air yang ada di dalam wadah pengangkutan dan air yang ada di dalam jaring.Cara penebaran untuk proses adaptasi benih ikan lele cukup mudah. Benih ikan lele yang masih berada di dalam wadah pengangkutan dibiarkan terapung-apung di atas air selama 5 menit. Selanjutnya ditambahkan air dari kolam jaring ke wadah pengangkutan sedikit demi sedikit. Dengan cara ini diharapkan kualitas air yang ada di dalam wadah pengangkutan tersebut akan sama dengan yang ada di kolam jaring. Kemudian benih ikan lele akan keluar dengan sendirinya dari dalam wadah pengangkutan ke dalam kolam jaring. Jumlah benih ikan lele yang ditebarkan untuk kolam jaring yang berukuran 1,5 x 4 x 0,5 m berdasarkan pengalaman para petani yang telah berhasil, bisa mencapai 10.000-15.000 ekor.
Pemeliharaan Benih Ikan Lele>
Kegiatan pemeliharaan merupakan kegiatan inti dari pendederan. Selama pemeliharaan, benih harus diberi pakan tambahan. Karena berada di dalam wadah yang terbatas (kolam jaring), benih ikan lele tidak mendapat pakan alami. Pakan tambahan yang cocok adalah pelet dalam bentuk tepung, sebanyak 3-5% dari berat total benih ikan lele yang dipelihara. Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari, yakni pada pagi, sore, dan malam hari. Pakan harus disebarkan merata di seluruh permukaan air. Maksudnya agar semua benih mendapatkan kesempatan yang sama untuk memperoleh pakan.Pengontrolan kolam jaring harus dilakukan setiap satu minggu sekali. Pengontrolan dimaksudkan untuk menjaga jaring tidak sampai berlubang atau sobek akibat digigit binatang air, seperti kepiting atau binatang lainnya. Jika jaring berlubang, benih yang dipelihara akan kabur atau keluar dari dalam kolam jaring. Dalam hal ini, harus dihindari serangan hama, seperti katak atau ular.
Pemanenan Benih Ikan Lele
Benih ikan lele dipelihara di tempat pendederan selama 2-3 minggu atau disesuaikan dengan kebutuhan. Pemanenan dilakukan dengan mengangkat salah satu bagian jaring. Dengan cara ini benih ikan lele dipastikan akan terkumpul di sisi lain. Selanjutnya benih ikan lele ditangkap menggunakan sair secara hati-hati dan ditampung dalam wadah tertentu atau di dalam jaring berukuran kecil. Benih ikan lele selanjutnya disortir atau dipilih sesuai dengan ukuran badannya. Benih yang berukuran besar dipisahkan dari yang berukuran kecil. Benih yang diambil adalah benih yang berukuran sama, baik panjang maupun besarnya. Benih-benih tersebut kemudian didederkan (pendederan kedua) di kolam atau tempat lain. Jumlah benih yang dipanen atau tingkat kelangsungan hidup rata-rata berkisar 80-90% dari total benih yang dipelihara. Dengan kata lain, mortalitas atau tingkat kematian dan kehilangan benih berkisar 10-20%.Budidaya Ikan Lele Pendederan Di Kolam
Selain di kolam jaring, ikan lele bisa didederkan di kolam tanah, kolam tembok, atau kolam yang dindingnya tembok dan dasarnya tanah. Tidak ada ketentuan khusus mengenai luas kolam. Untuk memudahkan pengelolaan, sebaiknya kolam berbentuk empat persegi panjang. Kolam yang baik harus memiliki saluran pemasukan dan pengeluaran air. Di bagian tengah dasar kolam dilengkapi kamalir atau saluran tengah yang berfungsi untuk memudahkan penangkapan benih saat dipanen.Persiapan Budidaya Ikan Lele Pendederan Di Kolam
Sebelum benih ditebarkan, dilakukan persiapan terlebih dahulu sebagai berikut.- Kolam dikeringkan beberapa hari untuk memudahkan pengolahan dan membunuh bibit-bibit penyakit yang ada di dalam kolam.
- Pemupukan dan pengapuran kolam. Agar pakan alami berupa plankton tumbuh, kolam dipupuk menggunakan kotoran ayam sebanyak 200-300 gram/m², TSP dan urea masing-masing sebanyak 10 gram/m² dan kapur pertanian sebanyak 25-30 gram/m² atau disesuaikan dengan tingkat kesuburan lahan. Tujuan pemupukan dan pengapuran selain untuk menaikkan tingkat keasaman tanah (pH), juga dapat membunuh bibit-bibit penyakit. Cara pemupukan dan pengapurannya adalah dengan menebarkan pupuk dan kapur secara merata ke seluruh permukaan dasar kolam.
- Memasang saringan di pintu pemasukan dan pengeluaran air. Tujuannya untuk menjaga agar tidak ada hama yang masuk ke dalam kolam dan agar benih ikan lele tidak kabur atau keluar dan kolam.
- Mengisi air. Kolam diisi air setinggi 40-50 cm dan dbiarkan selama 7 hari agar pakan alami tumbuh dengan sempurna.
Penebaran Benih Pada Budidaya Ikan Lele Pendederan Di Kolam
Penebaran benih dilakukan setelah 7 hari dari pemupukan atau saat pakan alami telah tersedia. Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari dengan kepadatan 500-700 ekor/m² berukuran 1-3 cm per ekornya. Penebaran harus dilakukan dengan hati-hati agar benih ikan lele tidak mengalami stres. Jika benih yang akan ditebarkan berasal dari tempat yang jauh, sebelum ditebarkan harus diadaptasikan terlebih dahulu sebagaimana yang dilakukan pada penebaran benih yang didederkan di kolam jaring.Pemeliharaan Benih Pada Budidaya Ikan Lele Pendederan Di Kolam
Kualitas air kolam pendederan perlu dijaga, cara paling efektif adalah penggunaan air mengalir sistem paralon secara kontinyu dengan debit air tidak terlalu besar. Pada budidaya ikan lele pendederan, kualitas air tidak terlalu cepat menurun. Hal ini dikarenakan ukuran ikan masih sangat kecil, sehingga kotoran yang ditimbulkan belum begitu banyak.Selama pemeliharaan lele diberi pakan tambahan untuk mempercepat proses pertumbuhan. Pakan tambahan berupa tepung pelet sebanyak 35% dari jumlah total benih yang dipelihara. Pakan diberikan tiga kali sehari, yaitu pada pagi, sore, dan malam hari. Agar pakan lebih efisien dan efektif, sebaiknya pemberiannya dilakukan dengan cara membiasakan di satu atau dua tempat raja, misalnya di bagian pojok kolam.
Untuk memperkecil mortalitas atau kehilangan benih, selama pemeliharaan harus dilakukan pengontrolan terhadap serangan hama dan penyakit. Hama yang umum menyerang ikan lele berupa belut, ular, atau ikan gabus. Tindakan pencegahan penyakit cukup dengan menjaga kualitas dan kuantitas air kolam, yakni dengan menghindari pemberian pakan yang berlebihan. Karena pakan yang berlebih akan menumpuk di dasar kolam dan bisa membusuk yang akhirnya menjadi salah satu sumber penyakit.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar