CABE (Capsicum annum)

Bookmark and Share

MENGENAL TANAMAN, KANDUNGAN DAN MANFAAT, BUDIDAYA, HAMA PENYAKIT TANAMAN, ANALISA USAHATANI


cabe

TANAMAN cabe

Tanaman cabe pada dasarnya terbagi atas dua golongan utama, yaitu cabe besar (Capsicum annum L.) dan cabe rawit (Capsicum frutescens L.) cabe besar terbagi menjadi dua golongan, yaitu cabe pedas (hot pepper) dan cabe paprika (sweet pepper). Pada artikel ini yang akan diulas adalah cabe besar pedas (Capsicum annum var. longum L.)

Asal Usul dan Perkembangan Tanaman cabe

Tanaman cabe (hot pepper) berasal dari daratan Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Tanaman cabe tumbuh kira-kira sejak 2500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat yang pertama kali memanfaatkan dan mengembangkan cabe adalah orang Inca di Amerika Selatan, orang Maya di Amerika Tengah, dan orang Aztek di Meksiko. Mereka memanfaatkannya sebagai bumbu masakan. Christopher Colombus yang mendarat di pantai San Salvador pada tanggal 12 Oktober 1492 menemukan penduduk setempat banyak yang menggunakan buah merah menyala berasa pedas sebagai bumbu masakan. Kemudian Columbus membawa cabe dari benua Amerika ke Spanyol untuk dipersembahkan kepada Ratu Isabella sebagai hasil temuannya di benua Amerika. Pada tahun 1500-an, bangsa Portugis mulai memperdagangkan cabe ke Makao dan Goa, kemudian masuk ke India, Cina, dan Thailand. Sekitar tahun 1513 kerajaan Turki menduduki wilayah Portugis di Hormuz, teluk Persia. Saat Turki menduduki Hongaria, cabe pun dibudidayakan di Hongaria.

Hingga sekarang belum ada data yang pasti mengenai kapan cabe dibawa masuk ke Indonesia. Menurut dugaan kemungkinan cabe dibawa oleh saudagar-saudagar dari Persia ketika singgah di Aceh. Sumber lain menyebutkan bahwa cabe masuk ke Indonesia dibawa oleh bangsa Portugis.

Morfologi Tanaman cabe

Tanaman cabe termasuk tanaman semusim (annual) yang berbentuk perdu, tumbuh tegak dengan batang berkayu dan bercabang banyak. Tinggi tanaman dewasa antara 65 – 170 cm dan lebar tajuk 50 – 100 cm.

Dalam dunia tumbuh-tumbuhan (Plantarum),tanaman cabe tergolong dalam tumbuhan yang menghasilkan biji (Spermatophyta). Biji cabe tertutup oleh kulit buah sehingga termasuk dalam golongan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Lembaga pada biji cabe terbagi dalam dua daun lembaga, sehingga dimasukkan dalam kelas tumbuhan berbiji belah (Dicotyledoneae). Hiasan bunganya termasuk lengkap, yaitu terdiri atas kelopak dan mahkota, dengan daun-daun mahkota yang berlekatan menjadi satu, sehingga dimasukkan dalam sub-kelas Sympetalae. cabe termasuk dalam keluarga terung-terungan (Solanaceae).

Klasifikasi Tanaman cabe

Kingdom  : Plantae
Divisi       : Spermatophyta
Subdivisi  : Angiospermae
Kelas       : Dicotyledoneae
Subkelas  : Sympetalae
Ordo        : Tubiflorae (Solanales)
Famili      : Solanaceae
Genus      : Capsicum
Spesies    : Capsicum annum L.

Anatomi Tanaman cabe

Akar Tanaman cabe

Perakaran tanaman cabe merupakan akar tunggang yang terdiri atas akar utama (primer) dan akar laterl (sekunder). Dari akar lateral keluar serabut-serabut akar (akar tersier). Panjang akar primer berkisar 35 – 50 cm. Akar lateral menyebar dengan panjang berkisar 35 – 45 cm.

Batang Tanaman cabe

Batang utama tanaman cabe tegak lurus dan kokoh, tinggi sekitar 30 – 40 cm, dan diameter batang sekitar 1,5 – 3,0 cm. Batang utama berkayu dan berwarna cokelat kehijauan. Pada budidaya cabe intensif pembentukan kayu pada batang utama mulai terjadi pada umur 30 – 40 hari setelah tanam (HST). Pada setiap ketiak daun akan tumbuh tunas baru yang dimulai pada umur 10 – 15 HST. Namun pada budidaya cabe intensif, tunas-tunas baru itu haru dirempel. (Lihat artikel Budidaya cabe).

Dilihat dari pertumbuhannya, pertambahan panjang tanaman cabe diakibatkan oleh pertumbuhan kuncup secara terus-menerus. Pertumbuhan seperti ini disebut pertumbuhan simpodial. Cabang primer akan membentuk percabangan sekunder dan cabang sekunder membentuk percabangan tersier terus- menerus. Pada budidaya cabe secara intensif akan terbentuk sekitar 11 – 17 percabangan pada satu periode pembungaan.

Daun Tanaman cabe

Daun tanaman cabe berwarna hijau muda sampai gelap. Daun ditopang oleh tangkai daun. Tulang daun berbentuk menyirip. Secara keseluruhan bentuk daun tanaman cabe besar adalah lonjong dengan ujung daun meruncing.

Bunga dan Buah cabe

Seperti umumnya famili Solanaceae, bunga tanaman cabe berbentuk terompet (hyporcrateriformis). Bunga tanaman cabe tergolong bunga yang lengkap (completus) karena terdiri dari kelopak bunga (calyx), mahkota bunga (corrola), benang sari (stamen), dan putik (pistillium). Alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik) pada tanaman cabe terletak dalam satu bunga sehingga disebut berkelamin dua (hermaphroditus). Bunga cabe tumbuh di percabangan (ketiak daun), terdiri dari 6 helai kelopak bunga berwarna hijau dan 5 helai mahkota bunga berwarna putih.

Tangkai putik berwarna putih dengan kepala putik berwarna kuning kehijauan. Dalam satu bunga terdapat satu putik dan enam benang sari. Tangkai sari berwarna putih dengan kepala sari berwarna biru keunguan. Setelah penyerbukan akan terjadi pembuahan. Pada saat pembentukan buah, mahkota bunga rontok tetapi kelopak bunga tetap menempel pada buah.
Bentuk buah bervariasi, tergantung pada varietasnya.

Kandungan dan Manfaat cabe Bagi Kesehatan Manusia

cabe merupakan salah satu komoditas pertanian yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Komoditas cabe mengandung senyawa-senyawa serta gizi yang sangat berguna bagi tubuh. Kandungan senyawa cabe meliputi : kapsaikin, flavenoid, kapsisidin, kapsikol, dan minyak esensial.

Kandungan Gizi cabe per 100 gram

Kalori : 31,0 kal
Protein : 1,0 g
Lemak : 0,3 g
Karbohidrat : 7,3 g
Kalsium : 29,0 mg
Fosfor : 24,0 mg
Serat : 0,3 g
Besi : 0,5 mg
Vitamin A : 470 SI
Vitamin B1 : 0,05 mg
Vitamin B2 : 0,03 mg
Vitamin C : 18,0 mg
Niasin : 0,2 mg
Dari berbagai sumber, diolah.

Manfaat cabe

cabe selain mengandung gizi seperti tersebut di atas, juga sangat bermanfaat bagi mahluk hidup. Bagi manusia, selain sebagai penyedap masakan, penggugah selera makan, cabe juga sangat berkhasiat bagi kesehatan. Bagi hewan, Zat kapsaikin pada cabe mampu merangsang burung ocehan untuk gemar bernyanyi (mengoceh). cabe kering dapat merangsang ayam dan itik untuk bertelur.

Sebagai penyedap masakan, cabe banyak digunakan untuk memasak berbagai jenis masakan, bahkan sebagian daerah di Indonesia, seperti Sumatera Barat (Padang) buah cabe merupakan bumbu wajib untuk setiap masakan. Umumnya selain sebagai bumbu masakan, cabe juga dikonsumsi dalam bentuk sambal serta bentuk olahan cabe, seperti cabe kering, saos cabe, pasta cabe, dll.

cabe yang dipanaskan, diambil bijinya kemudian diberi air jeruk nipis + garam, dapat menggugah selera makan. Gabungan rasa panas serta pedas yang disebabkan alkaloid kapsaikin, dihasilkan kelenjar dalam plasenta di pangkal buah cabe, membuat orang yang memakannya berkeringat dan bercucuran air mata, namun beberapa saat kemudian akan timbul rasa nyaman. Khasiat penggugah selera makan tersebut sebenarnya dirangsang oleh minyak atsiri (ditimbulkan cabe saat dikunyah), atau oleh aromanya yang terhirup hidung sebelum disantap. Kapsaikin berfungsi merangsang keluarnya air liur di mulut, juga merangsang kerja lambung sehingga pencernaan menjadi lancar.

cabe sangat bermanfaat bagi kesehatan. Disamping memperlancar sirkulasi darah ke jantung, sifatnya yang analgesik mampu mengobati kejang otot dan rematik. Kandungan utama kapsaikin berfungsi sebagai antialergi, karena mampu menumpulkan kepekaan saraf tepi. Selain itu kapsaikin juga dapat mengurangi dan mengeluarkan lendir dari paru-paru sehingga cabe dapat menyembuhkan bronkitis, influensa, sinusitis, dan asma. Kapsaikin juga berfungsi menstimulir detektor panas dalam kelenjar hipotalamus sehingga menghasilkan perasaan sejuk meskipun di udara panas. Selain itu, kapsaikin dapat menghalangi bahaya pada sel trachea, bronchial, dan bronchoconstiction yang disebabkan oleh asap rokok dan polutan lainnya. Kandungan flavonoid dan antioksidan pada cabe berfungsi melindungi tubuh dari kanker. cabe mampu memperlancar sekresi asam lambung dan mencegah infeksi sistem pencernaan karena adanya kandungan kapsisidin. Kapsikol dalam cabe dapat mengurangi pegal-pegal, sakit gigi, sesak napas, dan gatal-gatal. Oleh karena itu cabe banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku industri obat-obatan koyo. Kandungan kalium dan fosfor tinggi pada cabe dapat membantu pertumbuhan tulang dan sel baru.

Mengkonsumsi cabe secara teratur juga dapat menunda kerentaan tubuh. Akan tetapi bagi mereka yang sangat sensitif terhadap cabe, apabila dipaksakan dapat mengalami kejang perut dan diare. Meskipun kondisi tubuh cukup kuat menerima masakan pedas, tapi jika berlebihan dapat berakibat fatal bagi kesehatan. Konsumsilah cabe dalam jumlah terukur, sesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing.

BUDIDAYA cabe

TEKNIK DAN CARA MENANAM cabe

Budidaya cabe merupakan pilihan agribisnis bernilai ekonomis tinggi, untuk itu cara menanam cabe yang tepat, baik cara pengendalian hama penyakit maupun teknik budidaya cabe sangat menentukan keberhasilan budidaya. Cara menanam cabe yang saya uraikan di sini sudah disesuaikan dengan kondisi di lapangan pada saat ini. Saya rangkai sedemikian rupa sehingga cara menanam cabe cabe ini sangat praktis dan mudah diterapkan terutama bagi petani pemula.

SYARAT TUMBUH TANAMAN cabe

Tanah

Tanah tempat penanaman cabe harus gembur dengan kisaran pH 6,5 – 6,8.

Air

Tanaman cabe (cabai) memerlukan air cukup untuk menopang pertumbuhannya. Air berfungsi sebagai pelarut unsur hara, pengangkut unsur hara ke organ tanaman, pengisi cairan tanaman cabe, serta membantu proses fotosintesis dan respirasi. Tetapi pemberian air tidak boleh berlebihan.

Iklim

Angin sepoi-sepoi cocok untuk budidaya cabe. Curah hujan tinggi berpengaruh terhadap kelebihan air. Intensitas sinar matahari sangat dibutuhkan tanaman cabe (cabai), berkisar antara 10 – 12 jam per hari. Sedangkan suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman cabe 24 derajat C -28 derajat C.

PERSIAPAN TEKNIS BUDIDAYA cabe

Pemilihan Lokasi Budidaya cabe

Lokasi budidaya cabe sebaiknya dipilih yang strategis, transportasi mudah, dekat sumber air, jauh dari area penanaman cabe (cabai) lain/tanaman sefamili. Sejarah lahan sangat penting untuk diperhatikan, paling baik lahan tidak ditanami tanaman cabe selama minimal 2 tahun terakhir agar diperoleh hasil optimal.

Pengukuran pH Tanah Budidaya cabe

Pengukuran pH tanah diperlukan untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa menggunakan kertas lakmus, pH meter, atau cairan pH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan secara zigzag.

Persiapan Sarana Prasarana Budidaya cabe

  1. Pengadaan tanah untuk media semai.
  2. Pengadaan pupuk kandang, pupuk kimia, dan kapur pertanian.
  3. Pengadaan benih dan mulsa PHP (Plastik Hitam Perak).
  4. Pengadaan Pestisida.
  5. Pengadaan ajir, bambu penjepit mulsa PHP, dan tali pertanian.
  6. Pengadaan peralatan.
  7. Persiapan tenaga kerja.

PELAKSANAAN BUDIDAYA cabe

Persiapan Lahan Budidaya cabe

  1. Pembajakan dan penggaruan.
  2. Pembuatan bedengan kasar selebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm, lebar parit 50-70 cm.
  3. Pemberian kapur pertanian sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP untuk tanah dengan pH di bawah 6,5.
  4. Pemberian pupuk kandang fermentasi sebanyak 40 ton/ha dan pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP.
  5. Pengadukan/pencacakan bedengan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah. Rapikan bedengan.
  6. Pemasangan mulsa PHP.
  7. Pembuatan lubang tanam.
  8. Jarak tanam ideal musim kemarau 60 cm x 60 cm dan musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 70 cm. Tujuannya untuk menjaga kelembaban udara di sekitar pertanaman cabe.
  9. Pemasangan ajir.

Persiapan Pembibitan dan Penanaman Budidaya cabe

  1. Rumah atau sungkup pembibitan.
  2. Pembuatan media semai. Komposisi media semai adalah 20 liter tanah, 10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media semai dimasukkan ke dalam polibag semai.
  3. Penyemaian benih cabe (cabai).
  4. Pemeliharaan bibit. Pembukaan sungkup dimulai jam 07.00 - 09.00, kemudian sungkup dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup harus dibuka penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah, dilakukan setiap pagi. Penyemprotan pestisida dilakukan pada umur 15 hss (hari setelah semai). Dosis ½ dari dosis dewasa.
  5. Pindah tanam. Bibit cabe (cabai) berdaun sejati 4 helai siap pindah tanam ke lahan.

PEMELIHARAAN TANAMAN cabe

Penyulaman Budidaya cabe

Penyulaman budidaya cabe dilakukan sampai umur tanaman 3 minggu. Apabila umur tanaman cabe sudah terlalu tua dan masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tanaman cabe tidak seragam. Berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit.

Perempelan dan Pengikatan Tanaman Budidaya cabe

Perempelan tunas samping. Perempelan tunas samping dilakukan pada tunas yang keluar di ketiak daun. Bertujuan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman, agar tanaman cabe (cabai) tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga kelembaban saat tanaman cabe sudah dewasa. Dilakukan sampai pembentukan cabang utama, ditandai munculnya bunga pertama.

Perempelan daun. Perempelan daun dilakukan umur 80 hst (hari setelah tanam) pada daun-daun di bawah cabang utama dan daun tua/terserang penyakit.

Sanitasi Lahan Budidaya cabe

Sanitasi lahan budidaya cabe meliputi : pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan, tanaman cabe terserang hama penyakit disingkirkan dari area penanaman.

Pengairan Budidaya cabe

Pengairan budidaya cabe diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi bedengan.

Pemupukan Susulan Budidaya cabe

Pupuk akar

Diberikan dengan cara pengocoran :
  • Umur 15 hst dan 30 hst, dosis 3kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabe (cabai) 200ml.
  • Umur 45 hst dan 60 hst, dosis 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabe (cabai) 200ml.
  • Umur 75 hst, 90 hst dan 105 hst, dosis 5kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman cabe (cabai) 200ml.

Pupuk daun

  • Kandungan Nitrogen tinggi diberikan umur 14 hst dan 21 hst.
  • Kandungan Phospat, Kalium dan Mikro tinggi diberikan umur 35 hst dan 75 hst.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN cabe

HAMA TANAMAN cabe


Hama Gangsir (Brachytrypes portentosus) - Gambar Gangsir

Hama ini menyerang tanaman cabe muda yang baru saja pindah tanam. Serangannya dilakukan pada malam hari, sedangkan pada siang harinya bersembunyi di dalam tanah. Gangsir ini membuat liang di dalam tanah sampai kedalaman 90 cm. Gangsir merusak tanaman cabe muda dengan cara memotong pangkal batang tapi tidak memakannya. Pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.

Hama Ulat Tanah (Agrotis ipsilon) - Gambar Ulat Tanah

Hama jenis ini menyerang tanaman cabe muda pada malam hari, sedangkan pada siang harinya bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman cabe muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong. Pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam atau pemberian umpan beracun, yaitu dedak yang diberi insektisida berbahan aktif metomil, kemudian diberikan pada lubang tanam pada sore hari. Pemberian umpan beracun cukup efektif untuk mengendalikan Agrotis ipsilon.

Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura) - Gambar Ulat Grayak

Hama ini menyerang bagian daun tanaman cabe secara bergerombol. Daun yang terserang berlubang dan meranggas. Pada serangan parah, daun tanaman cabe hanya tinggal eidermis saja. Ulat grayak disebut juga dengan nama ulat tentara. Seperti halnya jenis hama ulat lain, hama ini menyerang tanaman cabe pada malam hari, sedang siang harinya beresembunyi di balik mulsa atau di dalam tanah. Hama ini bersifat polifag. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Hama Ulat Buah (Helicoverpa sp) - Gambar Ulat Buah

Hama ulat buah pada tanaman cabe adalah Helicoverpa sp. Hama ini menyerang buah cabe muda maupun tua dengan cara membuat lubang dan memakannya. Ulat buah bersifat polifag. Pengendalian hama ulat buah dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Hama Thrips (Thrips parvispinus) - Gambar Thrips

Thrips merupakan hama utama tanaman cabe. Hama ini menyerang tanaman cabe adalah Thrips parvispinus. Serangan hama thrips ditandai dengan adanya bercak-bercak keperakan pada daun tanaman cabe. Hama ini lebih suka mengisap cairan daun muda sehingga menyebabkan daun tanaman cabe mengeriting, akhirnya tanaman menjadi kerdil. Hama thrips berkembangbiak secara partenogenesis (tak kawin) sehingga populasinya berkembang sangat cepat. Selain bersifat polifag, hama thrips juga merupakan serangga vektor penular berbagai macam virus tanaman. Pengendalian hama ini dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Hama Kutu Daun (Myzus persiceae) - Gambar Kutu Daun

Hama kutu daun pada tanaman cabe adalah Myzus persiceae. Hama ini mengisap cairan tanaman cabe terutama pada daun muda, kotorannya berasa manis sehingga menggundang semut. Serangan parah menyebabkan daun tanaman mengalami klorosis(kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman cabe menjadi kerdil. Pengendalian hama ini dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Hama Kutu Kebul (Bemisia tabaci) - Gambar Kutu Kebul

Hama kutu kebul pada tanaman cabe adalah Bemisia tabaci. Hama ini berwarna putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Hama kutu kebul menyerang dan menghisap cairan daun tanaman sehingga sel-sel dan jaringan daun tanaman rusak. Pengendalian hama ini dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Hama Tungau (Polyphagotarsonemus lotus) dan (Tetranychus cinnabarinus) - Gambar Tungau

Hama tungau pada tanaman cabe adalah tungau kuning (Polyphagotarsonemus lotus) dan tungau merah (Tetranychus cinnabarinus). Tungau bersembunyi di balik daun dan menghisap cairan daun tanaman. Daun tanaman cabe terserang berwarna kecoklatan dan terpelintir, serta pada permukaan bawah daun terdapat benang-benang halus berwarna merah atau kuning. Pengendalian hama tungau dengan penyemprotan insektisida akarisida berbahan aktif propargit, dikofol, tetradifon, piridaben, klofentezin, amitraz, abamektin, atau fenpropatrin dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan

Hama Lalat Buah (Dacus dorsalis) - Gambar Lalat Buah

Hama lalat buah pada tanaman cabe adalah Dacus dorsalis. Lalat betina dewasa menyerang dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah cabe, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur ini akhirnya menggerogoti buah cabe sehingga buah cabe menjadi busuk. Pengendalian hama ini dapat menggunakan perangkap lalat (sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan pada botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan posisi horisontal, atau dapat pula menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif metomil. Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Hama Nematoda (Meloidogyne incognita) - Gambar Nematoda

Serangan nematoda ditandai adanya daun tanaman cabe menguning, pertumbuhan tanaman terhambat, tanaman layu, serta ujung tanaman mati. Apabila tanaman dicabut terdapat bintil-bintil pada akar tanaman cabe. Nematoda merupakan cacing tanah yang berukuran sangat kecil, hama ini adalah cacing parasit, menyerang bagian akar tanaman. Bekas gigitan nematoda berpotensi menimbulkan serangan sekunder, seperti layu bakteri, layu fusarium, busuk phytopthora atau cendawan lain penyerang akar. Cara pengendalian hama ini adalah dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.

PENYAKIT TANAMAN cabe

Penyakit Rebah semai - Gambar Rebah Semai

Penyakit ini menyerang tanaman cabe disebabkan oleh cendawan Pythium debarianum dan Rhizoctonia Solani. Penyakit rebah semai biasa menyerang tanaman cabe pada fase pembibitan dan tanaman cabe muda setelah pindah tanam. Cendawan ini tergolong patogen tular tanah. Serangan penyakit rebah semai banyak terjadi pada suhu rendah serta tanah masam. Serangan pada persemaian bisa mengakibatkan bibit tidak berkecambah atah tanaman cabe tiba-tiba rebah. Pada pangkal batang terdapat infeksi cendawan berwarna cokelat hitam kebasah-basahan. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan

Penyakit Layu Bakteri (Pseudomonas sp) - Gambar Layu Bakteri

Bakteri penyebab layu pada tanaman cabe adalah Pseudomonas sp. Penyakit ini sering menggagalkan budidaya. Penyakit layu bakteri banyak ditemukan pada areal budidaya cabe dataran rendah. Tanaman cabe terserang mengalami kelayuan pada daun yang diawali dari daun-daun muda. Bila batang, cabang atau pangkal batang tanaman cabe dibelah maka akan terlihat berkas pembuluh pengangkut berwarna cokelat tua dan membusuk. Pada umumnya sulit membedakan antara layu bakteri dan layu fusarium. Cara untuk membedakan sebagai berikut, ambil air jernih, potong secara melintang bagian tanaman cabe terserang, masukkan potongan tersebut ke dalam air. Tunggu beberapa menit, bila dari potongan tersebut keluar cairan berwarna putih, menyerupai asap, dapat dipastikan tanaman cabe terserang layu bakteri. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman terserang, saluran pembuangan air harus betul-betul rapi, pastikan tidak ada air menggenang di areal pertanaman cabe, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi dapat diberikan trichoderma pada saat persiapan lahan, pada umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran dengan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan.

Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum) - Gambar Layu Fusarium

Cendawan penyebab layu pada tanaman cabe adalah Fusarium oxysporum. Tanaman cabe terserang mengalami kelayuan dimulai pada daun-daun tua, kemudian menyebar ke daun-daun muda dan menguning. Secara umum mirip dengan penyakit layu bakteri. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman terserang, saluran pembuangan air harus betul-betul rapi, pastikan tidak ada air menggenang di areal pertanaman cabe, melakukan penggiliran tanaman, serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi dapat diberikan trichoderma pada saat persiapan lahan, pada umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran dengan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan.

Penyakit Busuk Phytophtora (Phytopthora infestans) - Gambar Busuk Phytophtora

Cendawan penyebab serangan pada tanaman cabe adalah Phytopthora infestans. Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman cabe. Batang tanaman cabe terserang ditandai dengan bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman layu. Daun tanaman cabe terserang seperti tersiram air panas. Buah cabe terserang ditandai dengan bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah metalaksil, propamokarb hidrokloroda, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

Penyakit Busuk Kuncup (Choanephora cucurbitarum) - Gambar Busuk Kuncup

Penyakit busuk kuncup pada tanaman cabe adalah Choanephora cucurbitarum. Penyakit ini menyerang bunga, tangkai bunga, pucuk dan ranting tanaman. Ranting terserang akan berwarna coklat kehitaman, cepat menyebar sehingga mematikan ujung tanaman, sedangkan bagian lainnya masih tegar. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah metalaksil, propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf, dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan.

Penyakit Bercak Cercospora (Cercospora capsici) - Gambar Bercak Cercospora

Cendawan penyebabnya adalah Cercospora capsici. Penyakit ini menyerang daun, tangkai buah batang dan cabang tanaman. Gejala serangannya ditandai adanya bercak bulat kecil kebasah-basah, bercak dapat meluas dengan diameter 0,5 cm, pusat bercak berwarna pucat sampai putih dengan tepi berwarna lebih tua. Serangan parah pada daun menyebabkan daun tanaman menguning dan gugur. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida kontak, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis sesuai petunjuk pada kemasan.

Penyakit Bercak Bakteri (Xanthomonas campestris) - Gambar Bercak Bakteri

Penyakit ini menyerang daun, buah dan batang tanaman cabe. Penyakit bercak bakteri dikenal juga dengan sebutan Bacterial spot. Serangan pada daun tanaman cabe terdapat bercak kecil kebasah-basahan kemudian menjadi nekrotis kecoklatan pada bagian tengahnya. Serangan parah akan mengakibatkan daun tanaman cabe gugur. Serangan pada buah cabe terdapat bercak putih dikelilingi warna cokelat kehitaman. Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan aplikasi fungisida berbahan aktif tembaga atau bakterisida golongan antibiotik. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Penyakit Antraknosa (Patek) - Gambar Antraknosa

Penyakit antraknosa disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici dan Gloeosporium piperatum. Penyakit ini sering juga diistilahkan dengan nama patek. Colletotrichum capsici menginfeksi buah cabe dengan membentuk bercak cokelat hitam kemudian meluas menjadi busuk lunak. Serangan berat menyebabkan buah cabe mengering keriput. Pada bagian tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam dari koloni cendawan. Gloeosporium piperatum menyerang tanaman cabe mulai buah cabe masih hijau. Biasanya mengakibatkan mati ujung. Pada buah cabe terserang terlihat bintik-bintik kecil kehitaman dan berlekuk. Bintik-bintik ini pada bagian tepi berwarna kuning, membesar dan memanjang. Pada kondisi lembab, cendawan membentuk lingkaran memusat berwarna merah jambu. Buah cabe terserang harus dimusnahkan dari area penanaman. Pengamatan terhadap tanaman harus dilakukan setiap hari, terutama pada saat musim hujan. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai dengan petunjuk pada kemasan.

Penyakit Virus - Gambar Virus

Virus yang menyerang tanaman cabe adalah TMV, TEV, TRV, CMV, TRSV, CTV dan PVY. Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan terutama pada musim kemarau. Gejala serangan umumnya ditandai dengan pertumbuhan tanaman yang mengerdil, daun mengeriting dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi menjadi penular virus diantaranya adalah thrips, kutu daun, kutu kebul, dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama pada saat pemangkasan. Beberapa upaya penanganan virus antara lain : membersihkan gulma (karena gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman yang sudah terserang, kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman.

Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Budidaya cabe (cabai)

Pengendalian hama gangsir, ulat tanah, nematoda dilakukan secara bersamaan cukup satu kali pemberian insektisida, yaitu 1gram per lubang tanam.

Pengendalian hama ulat grayak, ulat buah, kutu daun, kutu kebul, thrips, tungau, lalat buah dan penyakit menggunakan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan (jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut).

PANEN

cabe atau cabe merah dapat dipanen pada umur 90-110 hst. Buah dipanen adalah buah 80% masak.

ANALISA USAHATANI

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar