Suatu senja di California, saat saya sedang berkumpul bersama teman-teman di halaman rumah, saya melihat bulan sabit dan bintang berdekatan. Tak lama kemudian, setelah saya renungkan, saya baru sadar bahwa pemandangan yang amat menakjubkan itu seringkali saya saksikan di suatu tempat. Tapi dimana ya? Saya baru ingat bahwa itu adalah lambang yang terdapat di kubah atau menara masjid. Pemandangan inilah yang mengantarkan saya kepada Islam.
Sejak kejadian itu, saya tertarik untuk mengetahui Islam lebih dalam. Saya sering mengamati perilaku umat Islam di California. Para pemeluk Islam ini sangat taat beribadah, terutama shalat 5 waktu. Bahkan disuruh tidak makan pun (puasa) mereka mau. Sungguh Islam merupakan agama yang sarat dengan nilai-nilai filosofi.
Kristen Jaymes Stewart, itulah nama lengkap saya. Tapi saya lebih dikenal dengan nama Kristen Stewart. Papa saya berasal dari Los Angeles. Ia beragama kristen. Sedangkan mama bernama Jules Stewart, orang Australia, beragama Islam. Karena orang tua saya bercerai, akhirnya saya ikut papa dan sekaligus mengikuti aliran agamanya.
Ketertarikan saya pada agama Islam juga terpaut pada sisi ketaatan pemeluknya. Hal semacam ini menurut saya jauh berbeda dibandingkan dengan keyakinan saya yang lama. Saya juga penasaran dengan gambaran sosok Tuhan dan nabi dalam Islam. Saya mengamati dalam agama lain, sosok Tuhan dan nabi digambarkan secara konkret. Walau pun demikian, Tuhan dan Nabi sangat dekat dengan mereka, lebih dekat dari urat leher manusia.
Berawal dari rasa penasaran dan ketertarikan itulah saya mulai mempelajari beberapa buku mengenai Islam. Saya juga membaca Alquran untuk mengetahui dan membandingkan ajaran yang saya peluk dahulu. Ternyata ajaran-ajaran alkitab itu ada juga dalam Alquran, seperti kisah Nabi Isa. Namun Alquran lebih komplit dan sisi pandangannya berbeda dengan keyakinan yang selama ini saya anut. Setelah melalui proses pengamatan dan belajar selama beberapa bulan, akhirnya saya putuskan untuk memeluk agama Islam.
Masuk Islam
Keinginan saya untuk masuk Islam saya sampaikan kepada mama. Keputusan itu membuat mama bahagia, mama menyambut baik keputusan saya itu. Papa pun tak menghambat niat baik saya itu, beliau memahami keputusan saya, keluarga kami memang sangat demokratis. Walaupun papa seorang kristen, ia juga memahami budaya kaum muslim. Papa sering menyumbang untuk pembangunan masjid, dan pada bulan puasa, papa suka menyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa. Hal inilah yang membuat saya bangga kepada papa. Singkat cerita, pada tahun lalu, saya mengucapkan ikrar 2 kalimat syahadat.
Selanjutnya dalam proses perpindahan agama, awalnya saya akui cukup berat melakukan penyesuaian dengan agama baru itu. Berbagai cara saya lakukan untuk mempelajari Islam, terutama shalat. Antara lain membaca berbagai buku yang berisi tuntunan shalat. Saya juga menggunakan kaset penduan shalat. Mula-mula saya shalat memakai earphone sambil mendengarkan petunjuk dari tape recorder. Tak sampai 1 bulan, saya sudah hafal semua bacaan dan gerakan shalat. Alhamdulillah, saya sudah dapat menjalankan shalat 5 waktu.
Setelah masuk Islam, saya merasakan berbagai perubahan yang mencolok dalam hidup saya. Pikiran saya lebih tenang dan terbuka, karena saya punya pedoman dalam menilai yang benar dan salah, yang haram dan halal, juga yang baik dan yang buruk.
Wallahua’lam.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar