Ternyata proses pembuatan pesawat UFO terinspirasi dari Alquran

Bookmark and Share

"Sungguh, Allah menahan planet-planet dan bumi agar tidak luput (dari garis orbitnya), Jika semua itu sampai luput, adakah yang dapat menahannya selain Dia? Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun." (QS. 35 : 41)

Semesta raya ini berasal dari Alma' yang diberi Rawasia. Rawasia merupakan turunan dari kata rasa "meneguhkan, mengikat, menambat," dan dengan demikian memiliki arti "peneguh, pengikat, penambat atau gaya alami," yang menyusun tata letak dan tata gerak semesta.

Para ilmuwan sendiri telah merumuskan 4 gaya alami yang mengatur matematika tata letak dan tata gerak semesta, yaitu:

1. Gravitasi yang membuat materi bermassa saling tarik-menarik.

2. Elektromagnetika yang bekerja pada muatan listrik yang diam dan bergerak, termasuk antara inti atom dan elektron.

3. Interaksi lemah yang mengikat inti atom.

4. Interaksi kuat yang mengikat partikel yang menyusun inti atom.

Maka, dengan berbagai sistem Rawasia itu, terwujudlah berbagai macam benda angkasa, terpisah menurut keadaan dan susunan sebagaimana yang terlihat sekarang. Namun, meski semua benda-benda angkasa, terutama planet-planet memiliki Rawasia, akan tetapi masing-masingnya mempunyai daya tarik yang berbeda.

Hal itu tergantung pada jarak suatu planet dari matahari selaku titik pusat yang dikitari. Semakin dekat suatu planet pada matahari, semakin kecilah daya tarik magnetnya, dan semakin teballah atmosfir yang melingkupi planet itu. Sebaliknya, bila suatu planet jauh dari matahari, maka nilai tarik magnetnya lebih besar dan atmosfirnya lebih tipis.

Demikian pula susunan bintang-bintang yang mengorbit dalam daerah suatu galaksi, berbeda-beda pula nilai tariknya. Bumi dan planet lainnya memiliki Rawasia dengan sistem yang dinamakan Simple. Contohnya kita pakai planet bumi ini sendiri : Dari utara ke selatan, membujur Rawasia atau batang magnet yang memutari bumi ini sebanyak 3600 dalam waktu 24 jam, tepatnya 23 Jam 56 menit.

Hal itu berlaku berkepanjangan. Kutub utara bumi adalah ujung Rawasia dengan magnet negatif dan di selatannya positif, yaitu kebalikan dari unsur magnet yang dimiliki matahari pada kedua kutubnya. Hal inilah yang menyebabkan adanya tarik menarik antara bumi dan matahari di sepanjang zaman. Bumi berputar di sumbunya sambil beredar mengelilingi matahari pada jarak tertentu yang diperkirakan sejauh 93.000.000 mil.

Kutub utara bumi menarik unsur positif dari permukaan matahari sembari membuang unsur negatif yang ditarik oleh kutub utara matahari. Kutub selatan bumi menarik unsur negatif sembari membuang unsur positif yang ditarik oleh kutub selatan matahari. Unsur magnet yang dikutub utara dan selatan bumi berpapasan dalam perut bumi dan perantukannya bisa menimbulkan gempa dan letusan gunung.

Jadi, magnet bumi ini hanya keluar di kutub-kutubnya dan karenanya permukaan planet ini praktis membeku dan dipakai untuk tempat kehidupan. Fungsi Rawasia yang demikian, kita namakan dengan sistem Simple.

Kalau orang memperhatikan kedudukan pool magnet bumi di utara dan di selatan, terbuktilah bahwa pool atau ujung Rawasia itu senantiasa berpindah tempat sejauh maximal 100 dari kutub putaran bumi atau sejauh 1.100 kilometer. Hal ini cocok dengan maksud ayat berikut:

“Dan Dia tempatkan Rawasia di bumi untuk memberi kekuatan padamu, dan siang-siang dan garis edaran agar kamu mendapatkan petunjuk, dengan kompas dan dengan matahari (bintang-bintang) mereka akan mendapat petunjuk.” (QS. 16 : 15-16)

Maksudnya adalah bahwa adakalanya matahari tepat menyinari daerah equator bumi, waktu itu tercatat tanggal 21 Maret dan 22 September. Jika pada kedua tanggal itu orang memperhatikan kompas, akan terlihatlah kedua jarumnya tepat menunjuk ke arah utara dan selatan kutub putaran bumi.

Ini memperlihatkan, bahwa antara kedua ujung Rawasia bumi terbentuk segitiga sama kaki dengan matahari sebagai titik sudut ketiga. Adakalanya matahari itu miring ke selatan, penanggalan waktu itu mencatat tanggal 22 Desember, berlakulah puncak musim panas di belahan selatan bumi dan puncak musim dingin di belahan utara bumi. Sebaliknya tanggal 21 Juni, matahari berada maksimal di utara dan berlakulah siang yang panjang di belahan utara bumi dan malam yang panjang di belahan selatan.

Pada kedua tanggal itu orang akan dapat memperhatikan, bahwa jarum kompas berpindah sejauh 100 dari kutub utara putaran bumi, karena sebagai dikatakan tadi : Ujung Rawasia bumi senantiasa membentuk segitiga sama kaki dengan matahari. Bumi yang beratnya sekitar 600 trilyun ton tidak jatuh pada matahari karena daya lantingnya (centrifugal) dalam mengorbit, sebaliknya dia tidak terlanting jauh keluar garis orbitnya ditahan oleh daya jatuhnya (gravitasi) pada matahari sebagai pusat orbit. Daya lanting bumi dan daya jatuhnya sama besar disebut dengan Equilibrium. Karena itulah, maka sampai sekarang bumi yang kita diami ini senantiasa berputar beredar mengelilingi matahari.

Al Qur'an sering menjelaskan persoalan rotasi dan orbit benda-benda angkasa, tidak bertiang dan tidak bertali, semuanya bergerak dalam keadaan bebas terapung. Hanya Rawasialah yang berlaku sebagai tenaga sentrifugal dan gaya tarik universal yang menyebabkan setiap planet itu berputar di sumbunya sembari membawanya berkeliling matahari.

Kini kita misalkan saja, bagaimana kalau daya lanting bumi dipakai, sedangkan daya jatuhnya ditiadakan? Waktu itu praktis bumi ini akan melayang jauh meninggalkan matahari, sebagaimana yang diungkapkan dalam surah 35 : 41 di atas.

Jadi tenaga centrifugal demikian dapat dipakai untuk terbang jauh, jika tenaga gravitasi dihilangkan. Akhirnya, kita pun terbentur kepada: Bagaimana cara menghilangkan daya jatuhnya itu?

Caranya adalah dengan memutar bagian pesawat secara horizontal. Bila putaran itu semakin cepat, maka akan semakin besarlah daya sentrifugal dan semakin kecillah daya gravitasi. Akhirnya, daya jatuh itu akan hilang sama sekali dan mulailah pesawat terangkat dengan mudah tanpa pengaruh tarikan bumi.

Namun, tentu tidak sesederhana itu. Kita akan heran, bagaimana pula pesawat dapat berputar terus menerus tanpa adanya tumpuan? Dari itulah kita namakan pesawat itu dengan "Shuttling System", yaitu pesawat berupa piring dempet yang di tengahnya merupakan tempat penumpang.

1. Bagian atas, kita namakan Positif, berputar ke kanan, semakin ke pinggir massanya lebih tebal dan berat.

2. Bagian bawah, kita namakan Negatif, berputar ke kiri, semakin ke pinggir massanya lebih tebal dan berat.

3. Bagian tengah, kita namakan Neutral, tempat awak pesawat serta perlengkapan dan mesin yang memutar positif dan negatif sekaligus.


Selain itu, perlu ada sebuah mesin yang memutar 2 piring pesawat itu dari dalam. Tidak jadi masalah, apakah mesin itu sama dengan yang memutar propeller kapal udara, ataukah yang mengangkat roket Apollo dari bumi.

Keliling pinggiran positif dan negatif boleh diberi gerigi yang menolak udara sewaktu berada dalam atmosfir. Udara yang ditolak ke kiri oleh Negatif, disambut tolakan ke kanan oleh Positif. Keadaannya dapat diatur dengan begitu rupa, hingga hal itu menjadi tenaga untuk mengangkat pesawat yang bebas gravitasi. Atau pinggiran itu boleh pula licin saja, maka tenaga naiknya harus ditimbulkan oleh ledakan dari dalam seperlunya.

Keseimbangan putaran Positif dan Negatif yang berlawanan arah ditimbulkan oleh satu roda gigi yang digerakkan oleh mesin dalam ruang Neutral. Semakin cepat putarannya, akan semakin hilanglah bobot pesawat itu untuk jatuh ke bumi. Karenanya, pesawat itu dapat turun naik dengan mudah atau berhenti di udara.

Bagian Neutral yang memang tebal di tengahnya, di sana ada mesin yang memutar Positif dan Negatif yang berlawanan arah, hingga pesawat itu tidak goncang. Kecepatan putaran itu akan menghilangkan bobot Neutral itu sendiri, karenanya pinggiran Negatif dan Positif harus lebih berat.

Bagian Neutral memiliki saluran ke atas dan ke bawah pada pusat Positif dan Negatif. Saluran itu diperlukan untuk radar dan peneropongan. Pintu masuk terdapat di pusat Positif, yaitu di atas pesawat. Pinggiran yang tipis dari Neutral diberi saluran-saluran penembakan untuk keseimbangan dan pembelokan, serta untuk keperluan lainnya.

Akhirnya, pesawat itu pun berupa piring terbang yang kebal peluru, tak membutuhkan landasan tertentu, dapat bergerak dengan kecepatan tinggi, waterproof, dapat leluasa bergerak untuk berbagai keperluan di darat, di laut, dan di angkasa yang bebas tanpa bobot sekalipun. Baik dalam keadaan damai, maupun dalam keadaan perang, efektif, tidak memerlukan bantuan dan pengawasan dari pangkalannya.

Sumber

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar