Kisah islamiah siang setelah Shalat Jumat ini tentang pengakuan jin berjubah hijau. Jin berjubah hijau ini telah mengakui kerasulan Nabi Muhammad SAW dan telah masuk islam sejak Nabi Nuh as.
Kisahnya
Rintangan yang dihadapi oleh Rasulullah SAW untuk menyiarkan islam selalu saja mendapat halangan dari kaum kafir Quraisy. Dan kali ini kaum kafir Quraisy menantangnya dengan berhala. Di tempat yang telah ditentukan, berkumpullah kaum kaum kafir Quraisy dengan membawa berhalanya di suatu pegunungan yang bernama Abu Quba'is. Mereka berencana akan mempermalukan Rasulullah SAW. Sementara itu, Rasulullah SAW ditemani oleh sahabatnya yang bernama Abdullah bin Mas'ud. Di tengah perjalanan, beliau dikejutkan oleh ucapan salam seorang penunggang kuda yang berjubah hijau.
Jin Berjubah Hijau
Setelah menjawab salamnya, Rasulullah SAW bertanya,
"Wahai penunggang kuda, siapakah engkau ini? Aku heran dengan salam yang engkau ucapkan."
"Aku adalah keturunan jin. Namaku adalah Muhair bin Habbar dan masuk islam sejak zaman Nabi Nuh as. Tempat tinggalku di Gunung Thursina. Setelah lama pergi mengembara, aku pulang dan mendapati istriku sedang menangis. Ketika aku tanya, katanya ia bersedih karena setan Musfir telah menghasut kaum kafir Quraisy dan mendustakan engkau Wahai Nabiyullah," jawab Jin berjubah itu. "Dari itu, aku mencari Musfir dan aku dapatkan ia sedang berada di antara bukit Shafa dan Marwah. Aku berkelahi dengannya dan aku berhasil membunuhnya. Tubuhnya yang seperti anjing itu, aku pecahkan kepalanya. Dan ini (sambil menunjukkan telapak tangannya) bekas lumuran darah dari kepalanya," jelas lebih lanjut Jin penunggang kuda itu.
Mendengar penuturan jin berjubah hijau itu, Rasulullah SAW berdoa untuk kebaikannya. Si jubah hijau mengamini dan berkata, "Wahai Rasululah SAW, sekarang apa yang harus aku perbuat? Bolehkah aku merasuk ke dalam tubuh salah satu patung itu kemudian bersaksi atas kerasulanmu agar mereka menjadi sadar?"
"Jika demi kebaikan, silahkan," jawab Rasulullah SAW.
Berhala Bersaksi
Rasulullah SAW bersama sahabatnya melangkah melanjutkan perjalanan. Sesampainya di tanah lapang, masyarakat Quraisy telah berkumpul dengan patung berhalanya masing-masing. Setelah sekian lama mereka menyembah patung dengan khusyuknya, maka terdengarlah suara lantang dari salah satu berhala itu. "Wahai penduduk Makkah, ketahuilah bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Maka segala yang disampaikan adalah hak. Sedangkan penyembahan kalian kepada patung-patung berhala ini adalah bathil. Sekiranya kalian membenarkan dan mengimani dakwah Muhammad SAW, niscaya kalian akan masuk surga. Sebaliknya, jika kalian mendustakan dan tetap menyembah berhala, niscaya tempat kembali kalian adalah Jahannam dan disiksa selamanya," kata yang keluar dari salah satu patung itu.
Alangkah terkejutnya semua yang hadir. Semuanya terdiam dengan kesadarannya masing-masing. Sebagian terdiam penuh sesal dan memendam amarah. Namun, tak sedikit pula yang bangkit kesadarannya dan mendapat hidayah dari Allah SWT. Mereka yang sadar lantas bertobat dan mereka meninggalkan berhala-berhalanya dan mengimani dakwah Rasulullah SAW.
Dalam acara tersebut, tampak Abu Jahal yang meluap-luap marahnya. Ia langsung saja melompat ke depan, menerjang orang-orang yang di depannya, kemudian menggulingkan berhala yang bisa berbicara itu. Berhala itu dibantingnya, dipukulinya hingga hancur berkeping-keping. Belum puas dengan itu semua, ABu Jahal meludahinya berkali-kali sambil menginjak-injak serpihan pecahan berhala itu.
Sementara itu, Rasulullah SAW tampak sedang bersyukur memuji Allah Yang Maha Kuasa karena dakwahnya telah mulai membuahkan hasil.
Sumber
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar