EKOLOGI JAMUR KUPING

Bookmark and Share

A. Biologi dan Siklus Hidup Jamur Kuping

Jamur kuping memiliki tubuh buah mirip daun telinga manusia. Sebutan jamur kuping melekat pada jenis jamur yang memiliki tubuh buah (basidiocarp) mirip kuping (daun telinga). Di antara 65 spesies jamur kuping, ada tiga jenis jamur kuping yang biasa dikonsumsi sebagai makanan lezat dan dapat dibudidayakan, yakni (1) jamur kuping merah (Auricularia auricula Judae) yang memiliki warna tubuh buah merah atau kemerah-merahan berukuran lebar; (2) jamur kuping hitam (Auricularia polytricha) yang tubuh buahnya berwama keungu-unguan atau hitam dan berukuran (diameter) 6 cm — 10 cm; dan (3) jamur kuping putih atau jamur kuping agar (Tremella fuciformis) yang berwama putih berukuran lebih kecil dan tipis.

Jamur merupakan jenis "tanaman" yang tidak memiliki khlorofil. Namun, jamur memiliki inti, berspora, dan merupakan sel-sel lepas atau bersambungan membentuk benang yang bersekat atau tidak bersekat yang disebut hifa (sehelai benang) atau miselium (kumpulan hifa).

Miselium jamur bercabang-cabang dan pada titik-titik pertemuannya membentuk bintik kecil yang disebut sporangium yang akan tumbuh menjadi pin head (tunas atau calon tubuh buah jamur) dan akhirnya berkembang (tumbuh) menjadi jamur (tubuh buah).

Jamur kuping termasuk keluarga Auricularia dan kelas Basidiomycetes. Klasifikasi jamur kuping menurut Alexopolous dan Mins (1979) adalah sebagai berikut.

Super Kingdom : Eukaryota
Kingdom : Myceteae (Fungi)
Divisio : Amastigomycota
Sub Divisio : Basidiomycotae
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Auriculariales
Familia : Auriculariae
Genus : Auricularia
Species : Auricularia sp.

Tubuh jamur kuping bertangkai pendek dan tumbuh menempel pada substrat dengan membuat lubang pada permukaannya. Bentuk tubuh buah berupa lembaran bergelombang tidak beraturan dan agak rumit, besar seperti mangkok (cawan), dan lunak seperti selai, atau kenyal mirip belulang. Permukaan atas seperti beludru dan bagian bawah licin mengkilat. Kulitnya berlendir selama musim hujan dan tampak mengkerut pada musim kemarau.

Tubuh buah jamur kuping dalam keadaan basah bersifat galatinous (kenyal), licin, lentur (elastis), dan berubah melengkung agak kaku dalam keadaan kering. Lebar tubuh buah jamur kuping sekitar 3 cm - 8 cm dan tebalnya sekitar 0,1 cm - 0,2 cm. Jamur kuping mencapai dewasa bila panjang (diameter) basidiocarp mencapai 10 cm.

Karakteristik keluarga Aucularia adalah memiliki basidium berupa hypobasidium atau epibasidium yang masing-masing terdiri atas 4 sel. Semula, inti diploid dari calon basidium membelah secara meiosis menjadi dua bagian. Setiap pembelahan inti selalu di ikuti oleh penyekatan basidium menjadi 2 sel. Selanjutnya, inti setiap sel membelah dan diikuti penyekatan sel yang bersangkutan sehingga terbentuk hypobasidium bersel 4 (empat).

Dari setiap sel hypobasidium, tumbuh epibasidium yang panjang, searah dengan pertumbuhan hipobasidium, dan muncul di atas permukaan lapisan salai. Pada Ujung epibasidium, tumbuh sterigmata penghasil basidiospora. Selanjutnya, basidiospora tumbuh menjadi myselium yang akan berkembang menjadi dewasa yang dilengkapi basidiocarp.

B. Lingkungan Hidup Jamur Kuping

Jamur kuping dapat ditemukan sepanjang tahun di daerah yang beriklim dingin (suhu sekitar 12° C) sampai dengan daratan tropis beriklim panas (suhu sekitar 36° C) dan tumbuh optimal pada kisaran suhu 26° C - 28° C.

Jamur kuping merah banyak ditemukan di Thailand dan kawasan Indochina. Sedangkan jamur kuping yang banyak berkembang di Indonesia, Malaysia, Filipina, dan negara-negara Asia lain adalah jamur kuping hitam.

Jamur kuping adalah "tanaman" saprofit. Miselium jamur tumbuh optimal dalam keadaan gelap dan kondisi asam (pH 3 - 7 dan pH optimal sekitar 4,5 - 5,5). Sebaliknya, tubuh buah jamur kuping tidak tumbuh di tempat-tempat yang gelap. Jamur kuping membutuhkan cahaya matahari untuk merangsang pertumbuhan tubuh buah. Jamur kuping tumbuh normal pada penyinaran di bawah 50 lux. Tetapi, cahaya matahari yang menembus permukaan tubuh buah jamur akan merusak dan menyebabkan kelayuan. Pertumbuhan jamur kuping hanya memerlukan sinar yang bersifat menyebar (diffuse light).

Masa pertumbuhan miselium jamur kuping membutuhkan kelembaban udara sekitar 60% - 75%, tetapi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel tubuh buah membutuhkan kelembaban udara sekitar 80% - 90%. Miselium jamur kuping tumbuh optimal pada media tumbuh yang memiliki kandungan (kadar) air sekitar 62%. Media tumbuh yang mengandung kadar air kurang dari 50% atau lebih besar dari 65% akan menghambat pertumbuhan miselium jamur.

Jamur kuping dapat tumbuh dan berkembang pada berbagai macam kayu di sembarang tempat. Tetapi, jamur kuping tumbuh optimal pada kayu lapuk yang tersebar di dataran rendah sampai lereng pegunungan atau kawasan yang memiliki ketinggian antara 600 m - 800 m di atas permukaan laut dengan kelembaban 80% - 90% serta suhu udara berkisar 20° C - 30° C. Kondisi lingkungan optimum untuk pertumbuhan jamur kuping adalah di tempat-tempat yang teduh dan tidak terkena pancaran (penetrasi) sinar matahari secara langsung, sirkulasi udara lancar, angin spoi-spoi basah, dan kandungan oksigen dalam udara cukup tinggi.

Jamur kuping adalah "tanaman" saprofit aerob yang membutuhkan oksigen sebagai senyawa pertumbuhan. Sirkulasi udara yang lancar akan menjamin pasokan oksigen. Terbatasnya kandungan oksigen udara di sekitar tempat tumbuh jamur kuping akan mengganggu pembentukan tubuh buah. Jamur kuping yang tumbuh di tempat-tempat yang kekurangan oksigen memiliki tubuh buah abnormal. Kebanyakan, tubuh buah jamur kuping yang tumbuh di tempat (lingkungan) yang kekurangan oksigen mudah layu dan mati. Demikian pula, pertumbuhan miselium dan tubuh buah jamur kuping membutuhkan zat makanan herupa nutrisi yang terkandung dalam pupuk ataupun bahan lain

Baca Artikel Terkait
  • PEMBUATAN BIBIT JAMUR KUPING

    Bibit jamur kuping diproduksi melalui tahap-tahap pembiakan. Tahap pertama adalah pembiakan spora (basidiospora) yang dihasilkan oleh basidium. Tahap ini dilakukan melalui kultur jaringan dan hasil pembiakan pada tahap ini berupa benang-benang jamur (miselium) yang disebut turunan pertama (F1). Tahap kedua adalah pembiakan miselium F1. Pembiakan tahap ini merupakan perbanyakan miselium hasil pembiakan ...
  • BUDIDAYA JAMUR KUPING

    Budidaya Jamur Kuping - Jamur telah dikenal dan populer sebagai makanan lezat sejak abad XIV M. Jamur telah menjadi santapan spesial bagi pejabat negara saat dinasti Ming berkuasa di daratan China. Kelezatan dan rasa khas jamur tersebar di seluruh penjuru dunia sejak terbukanya perdagangan dan komunikasi penduduk antar-negara dan benua. Jamur telah menjadi hidangan favorit sekaligus bergengsi ...
  • BUDIDAYA JAMUR TIRAM

    Usaha budidaya jamur tiram seringkali mengalami kegagalan karena teknik dan cara budidaya yang kurang benar. Meskipun gampang, perlu diperhatikan faktor-faktor seperti lingkungan, kebersihan, serta konsistensi selama perawatan. Jika faktor-faktor tersebut tidak bisa dipenuhi dengan baik maka hasilnya pun kurang optimal bahkan besar kemungkinan berpotensi mendatangkan kegagalan.Jamur tiram putih berwarna ...
  • PERSIAPAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM

    Usaha budidaya jamur tiram sebernarnya sangat mudah, hanya saja terkadang penyebab utama kegagalan ada pada kebersihan lingkungan. Kebersihan lingkungan menjadi syarat utama yang harus diperhatikan, mengingat budidaya jamur tiram sangat rentan terhadap kelembaban tinggi. sebelum memulai usaha budidaya jamur tiram, kita perlu memperhatikan lokasi usaha, diusahakan tidak berdekatan dengan kandang ...

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar